Kamis, 08 Desember 2011

Jangan Ingin Cepat Kaya


Untuk menjadi kaya tidaklah merupakan dosa. 
Tuhan adalah Maha Kaya, dan Dia tidak ingin kita menjadi miskin. Hanya banyak kali kekayaan itu bukan membawa kita dekat kepada Tuhan, malah sebaliknya, kita jadi lupa kepadaNya. Daripada menjadi kaya tetapi keluarga berantakan atau kesehatan terganggu, lebih baik ...... menjadi orang yang hidup sederhana asal secukupnya saja, tapi pikiran tenang, kesehatan terjamin dan tidak dililit keruwetan dan permasalahan hidup.

Ingat Alkitab katakan bahwa orang kaya itu banyak kesusahan dan permasalahan yang dihadapinya.

Dengarkan apa kata orang yang paling bijaksana mengenai kekayaan itu: (Amsal 10:22) ”Berkat Tuhan-lah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.” Artinya orang yang diluar Tuhan mengumpulkan harta sebanyak dan setinggi gunung akhirnya akan habis juga dan berujung pada penyesalan dan duka nestapa.

Tetapi kalau kita memperoleh harta itu karena berkat dari Tuhan, maka harta yang demikian tidak akan habis malah akan dilipat gandakan didalam kehidupan yang akan datang. (Amsal 13:11) ” Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya.”

Akhir kata, Seorang yang “lebih besar dari Salomo” berkata: “Carilah dahulu Kerajaan sorga serta kebenarannya, maka segala sesuatunya akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33)
Kalau menurut istilah zaman sekarang: “Cari dulu kerajaan sorga dan kebenarnannya, maka segala sesuatu yang diberikan Tuhan kepada kita didunia ini hanya merupakan BONUS nya saja.” Lebih baik tidak kita terima bonusnya, tapi barang yang kita beli itu kita bisa nikmati selamanya. Daripada kita terima bonusnya, tapi barang yang kita beli tidak dapat kita nikmati.

AWASILAH DIRIMU SENDIRI


2 Timotius 3:2-5 
Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Tuhan.

Waspadalah terhadap situasi jaman sekarang ini. 
Ada begitu banyak orang telah terjebak dalam situasi yang membawa dirinya kepada penggenapan nubuatan akhir jaman. Manusia lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Tuhan. Itu sebabnya saat ini, ada begitu banyak umat Tuhan termasuk para pendeta dan pelayan Tuhan jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.

Jangan heran, akibat lebih mencintai diri sendiri, akibat mencintai uang lebih dari segalanya, membuat sebagian besar umat pilihan Tuhan tidak lagi menjaga kekudusan. Mereka terjebak di dalam hawa nafsu jasmani, terjebak dalam perselingkuhan, terjebak di dalam penyesatan dan lain sebagainya.

Mari kita mengawasi diri sendiri dengan selalu mengintrospeksi diri. 
Sudahkah kita hidup sesuai firman Tuhan atau sudah jauhkah hidup kita dari Tuhan? sebagai hamba Tuhan, kalau kita sudah menemukan bahwa hidup kita sudah menyimpang, segeralah berbalik kepadaNya. Tidak ada salahnya kita mengaku dosa, tidak ada ruginya kita datang kepadaNya. Jangan merasa sudah benar dan merasa sudah suci karena sudah menjadi hamba Tuhan, sudah menjadi pelayan Tuhan, sudah menjadi pendeta dan lain sebagainya. 
Paulus saja mengingatkan Timotius yang adalah seorang hamba Tuhan agar selalu waspada dan mengawasi dirinya sendiri dan ajarannya agar dengan berbuat demikian dia menyelamatkan dirinya sendiri dan semua orang yang mendengarkannya. (I Timotius 4:16).
Sekali lagi diingatkan, awasilah diri kita sendiri agar jangan murka Tuhan ada pada kita. Terpujilah nama Tuhan. Amin.

DIMULAI DARI HALYANG KECIL


Lukas 19:17 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.

Cerita mengenai talenta dan uang mina yang tertulis di Alkitab sangat menarik untuk direnungkan. Ada begitu banyak anak Tuhan tidak mengerti dan tidak pernah meresapi arti perumpamaan yang ditulis dalam Injil Matius dan Lukas ini. Mengapa? Karena seringkali terjadi, ada begitu banyak anak Tuhan mengeluh terhadap keadaannya sekarang ini.

Mengeluh tentang pekerjaan yang belum mengalami peningkatan, menganggap remeh terhadap hal-hal yang kecil dan tidak mau setia terhadap segala sesuatu yang Tuhan sudah percayakan kepadanya. Malas di dalam bekerja, bekerja hanya apabila dilihat oleh majikannya, tidak mau bertanggung jawab terhadap sebuah pekerjaan, motivasi di dalam bekerja hanya untuk mencari uang dan memperkaya diri sendiri, dan lain sebagainya. Tidak mau menjadi berkat di lingkungan dimana dia ditempatkan.

Kita harus memahami bahwa setiap hal yang sudah dipercayakan Tuhan kepada kita, baik besar ataupun kecil menurut pandangan manusia, harus kita kerjakan dengan segenap hati.
Firman Tuhan di dalam Kolose 3:23 mengatakan demikian: “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
Ini artinya, setiap pekerjaan yang dilakukan harus dikerjakan dengan segenap hati dan tidak bersungut-sungut. Besar atau kecil pekerjaan yang dipercayakan kepada kita, harus dilakukan dengan segenap hati seperti untuk Tuhan yang tidak kelihatan. Hal yang demikian akan menyenangkan hati Tuhan terlebih lagi majikan kita. 
Percayalah, bahwa apabila kita melakukan segala pekerjaan seperti orang yang telah menggandakan satu mina menjadi sepuluh mina, maka kita akan dipercayakan lebih banyak lagi hal lain yang lebih besar. Tetapi sebaliknya, kalau kita tidak setia terhadap perkara kecil dan mengeluh terhadap keadaan kita yang sekarang ini, maka Tuhan juga tidak akan mempercayakan kita hal yang lebih besar lagi. Oleh karena itu, mari kita setia kepada perkara yang kecil dan giat mengerjakannya dengan sepenuh hati.
Lihatlah, pada saatnya kita akan menuai hal-hal yang lebih besar lagi. Terpujilah nama Tuhan.