Kata "melayani" tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita, orang 
Kristen. Dalam Alkitab, kita bisa menemukan banyak sekali tokoh yang 
melayani Tuhan. Bahkan, Yesus yang adalah Allah juga melayani 
hamba-hamba-Nya.
Hal paling mendasar yang harus dilakukan setiap orang, baik kepada Tuhan
 maupun sesama adalah kesediaan untuk melayani. Namun, tidak semua 
pelayanan adalah berkenan di hadapan Tuhan. Ada hal-hal yang harus 
diperhatikan. Berikut ini adalah empat di antaranya.
1 Pengorbanan diri.
Kristus
 datang ke dunia untuk melayani, bukan untuk dilayani. Dia menginginkan 
umat-Nya bergerak dengan hati yang melayani. Pengorbanan diri berarti 
mengarahkan pikiran pada kebutuhan orang lain, dan berusaha memenuhinya 
sekali pun harus mengorbankan kepentingan diri pribadi. Bersiaplah untuk
 mengorbankan apa yang ada dalam hidup Anda -- tenaga, uang, waktu, 
kenyamanan, bahkan hidup Anda sendiri -- sebelum Anda melayani orang 
lain, karena melayani identik dengan pengorbanan.
2 Belas kasih yang nyata.
Kasih
 hendaknya menjadi penggerak utama untuk kita melayani sesama, bukan 
karena program gereja atau karena orang lain. Kasih sejati selalu 
disertai tindakan nyata, seperti yang ditunjukkan dalam perumpamaan 
tentang orang Samaria yang baik hati. Ia rela mengotori tangannya demi 
yang membutuhkan, tanpa memandang latar belakang orang itu (Lukas 
10:25-37). Di akhir perumpamaan-Nya, Yesus berkata, "Pergilah, dan 
perbuatlah demikian!"
3 Kesediaan hati.
Kesediaan hati 
atau kerelaan diperlukan untuk dapat melayani orang lain. Kerelaan hati 
juga berarti melakukan sesuatu dengan sukarela, tanpa mengharapkan 
imbalan, atau mencari keuntungan. Kesediaan memberi hendaknya dilakukan 
dengan apa yang kita punya, bukan dengan apa yang tidak kita punyai. 
"Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, 
kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan
 apa yang tidak ada padamu." (2 Korintus 8:12)
4. Melayani dengan tekun.
Hidup
 melayani orang lain tidak dilakukan dalam masa yang singkat, melainkan 
akan berlangsung sepanjang kehidupan kita. Melayani dengan ketekunan dan
 kesabaran ibarat aliran air yang menyegarkan tanah yang haus, sedangkan
 pelayanan tanpa ketekunan ibarat banjir yang menerjang sehingga 
menyebabkan bencana tanah longsor. Layanilah orang lain dengan penuh 
kesabaran dan ketekunan, sehingga pelayanan kita dapat bermanfaat dan 
dirasakan orang lain. Selamat melayani!
Thanks
BalasHapusMakasih kk atasan jawabannya 😊
BalasHapus:)
BalasHapusBanyak bacot luuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu7uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu7uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu7uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu7uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu7uuuuuuuuuuuuuu
BalasHapus