Nats :
- Amsal 14:31, Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.
- Amsal 19:4, Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya.
- Amsal 28:27, Jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri, tetapi jika mereka binasa, bertambahlah jumlah orang benar.
Pendahuluan :
Orang percaya
yang mengasihi Allah sudah semestinya bertambah kepedulinya terhadap mereka
yang miskin. Sebab Allah menciptakan manusia sosial, bukan hanya
untuk peka terhadap terhadap orang miskin tetapi untuk berbagi
kasih. Dengan melakukan tanggung jawab “diakonia kualitatif”:
menolong yang terjepit.
Allah adalah
kasih, Allah dikenal karena kasih, dan orang Kristen membuktikan
percayanya dengan mangasihi. Orang percaya yang tidak peduli,
menghina dan meninggalkan orang miskin telah memungkiri hakekatnya. Orang
yang percaya lalu berbagi kasih kepada yang miskin, telah memuliakan Allah dan
menjalani kehidupannya dengan benar.
A.
Allah Menciptakan Manusia Bukan Untuk Miskin Dan
Tersesat,
Amsal 14:31, “Siapa
menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas
kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.”
Tuhan pada bagian ini tertarik kepada
pribadi yang setiap saat berfikir memberikan perhatian, semangat, dan kebutuhan
kepada yang miskin.
Allah memelihara dan tetap setia
kepada orang yang miskin tidak berdaya. Allah dapat saja memelihara
secara langsung dan Allah memelihara orang lemah melalui orang yang lebih mampu
menolongnya.
Ayub 31:15 “Bukankah Ia,
yang membuat aku dalam kandungan, membuat orang itu juga? Bukankah satu juga
yang membentuk kami dalam rahim?”
Bagi Allah Tidak ada perbedaan antara
orang kaya ataupun orang miskin dan Allah tetap memelihara hidup orang miskin
yang karena bencana, korban perang atau keadaan yang memang miskin.
Sehingga manusia yang satu ciptaan Tuhan, dengan kepekaan sosialnya
membantu yang kurang beruntung. Maka Tuhan memerintahakan umatnya yang mampu
untuk memberikan bantuan kepada yang lapar. Dan Tuhan akan memberikan
upah kepada yang mengulurkan tangan kepada yang miskin. Dengan demikian yang
memilih menghina orang miskin telah menghina siapa penciptanya.
B.
Kekayaan Memberikan Banyak Kesempatan, Amsal
19:4, 7,
Kekayaan menambah banyak sahabat,
tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya.
Orang miskin dibenci oleh semua
saudaranya, apalagi sahabat-sahabatnya, mereka menjauhi dia. Ia mengejar
mereka, memanggil mereka tetapi mereka tidak ada lagi.
Kekayaan menambah banyak sahabat,
tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya. Banyak orang berpendapat dan
melihat kemana kekuatan manusia yang cinta akan uang, sebab mereka
yang memiliki banyak uang, makin banyak orang mencintainya, sebenarnya
kemanakah semestinya manusia harus melayani? Apakah manusia yang memiliki
uang bebas menggunakan sekehendak hatinya? Sehingga mereka tidak mau menolong
dengan bergantian untuk melayani.
Orang yang banyak kekayaannya dapat
berkesempatan menjamu atau mengelola persahabatannya. Tetapi yang miskin
tidak dapat menolong dirinya. Bila ingin menjamu sahabatnya, tidak ada
yang untuk menjamunya. Sehingga kebanyakan sahabatnya meninggalkannya.
Penderitaan orang miskin diperparah oleh sikap sesamanya yang meninggalkannya.
Banyak orang selalu melihat manusia
cinta pada satu pribadi yang memiliki kekayaan saja. Dalam hatinya
berkata: “Dia itu siapa, apakah dia orang yang memiliki kesempatan kaya,
sehingga haruskankah aku memberikan rasa hormat kepadanya?
Jikalau seseorang dalam keadaan tidak
berpengharapan terhadap kekayaan dan dalam keadaan miskin, apakah untungnya
memberi hormat kepada orang miskin? Orang yang tidak punya masa depan dan
tidak memberi keuntungan, hanya untuk dijauhi. Sebab banyak orang
terus-menerus mengejar pada yang dipandang menguntungkannya.
Amsal 19: 6- 7, “Banyak orang
yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan si pemberi._
Orang miskin dibenci oleh semua saudaranya, apalagi sahabat-sahabatnya, mereka
menjauhi dia. Ia mengejar mereka, memanggil mereka tetapi mereka tidak ada
lagi”.
Ada dua versi komentar pada bagian
paparan ini :
- Apa yang dapat diberikan atau bagian dermawan bila dibandingkan dengan apa yang dapat diterima orang miskin. Ada suatu kekuatan atau kuasa kepada tangan yang memberi seperti pangeran yang melindungi rakyatnya. Suatu tampilan yang baik memandu pilihan untuk menjadikan sahabat, dengan pemikiran kebahagiaan akan menerima pemberian ketika dekat dengan dermawan seperti dekat dengan sang pangeran yang baik dan peduli rakyatnya. Pangeran bersempatan mendapat penghargaan karena peduli kepada bawahan yang dalam tanggung-jawabnya. Dan setiap manusia adalah teman ketika memberi dan menerima. Lukas. 22:25. Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
- Bagaimana kepada mereka yang miskin dan mengalami ketidak berdayaan ekonomi? Manusia boleh saja mempertanyakan kepada pengadilan tinggi kerajaan, jika dirinya di injak hidupnya hanya karena miskin. Dan manusia tidak di ijinkan menindas orang yang karena kemiskinannya. Manusia manapun tentu tidak boleh memijak atau menginjak atas orang miskin. Ini juga diatur dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara maupun kerajaan.
C.
Suatu Janji Kepada Orang Yang Murah Hatinya.
Amsal 28:27, Siapa memberi
kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya
akan sangat dikutuki.
Ia tidak akan pernah
berkekurangan. _ Suatu “Perhatian” kepada setiap yang mau berbagi terhadap
orang kecil yang tidak berdaya. Dan suatu “bahaya” yang mengancam bila
seseorang tidak peduli kepada orang yang tidak berdaya, kondisi bahaya tersebut
selalu ada di hadapan matanya. Karena meraka yang tidak peduli akan
mengalami kekurangan.
Suatu sejarah yang telah dinyatakan
dalam diri Elia yang peduli dan memperhatikan Elia adalah seorang janda Sarfat
dan merupakan suatu perhatian janda Sarfat kepada hamba Tuhan yang
berkekurangan makanan di hadapan janda sarfat.
Adalah “ancaman” bilamana: saat
dengan sengaja ketika berpura-pura untuk tidak melihat (peduli), maka sesungguhnya
ia tidak melihat tujuan Allah kepada orang miskin. Orang yang demikian telah
memilih akibat dari perbuatan hati yang tidak peduli, yaitu terkutuk.
Akibat ketidak pedulian menyebabkan
bahwa ia telah memungkikiri hakekat manusia yang sesungguhnya yang telah
diciptakan Allah sebagai makluk social untuk memiliki “kepekaan”. Suatu kondisi
manusia dalam pikiran dan rencana Allah adalah berfungsi bagi sesama dengan
terus berdoa (memiliki hubungan pribadi) dengan Allah yang terus prihatin dan
berusaha menjawab dengan perhatian, dorongan dan bantuan bagi (sesama) yang
miskin.
Implikasi :
Tuhan selalu
peduli kepada orang yang lemah, miskin dan kurang beruntung dalam dunia
ini. Untuk itu Tuhan kembali memerintahkan umat-Nya agar mampu
mengalahkan egoisnya untuk memperhatikan, menggumuli dan menjawab persolan
kemiskinan.
Gereja salah
satu tugasnya adalah diakonia. Diakonia yang berfungsi sebagai upaya
mewujudkan kasih yang menyelenggarakan keseimbangan. Supaya yang ditolong
dapat berdaya agar dapat menolong yang kurang beruntung. Diakonia yang
bersifat estafet. Dan menjadikan komunitas kerajaan Allah, dimana kasih
dikedepankan.
PENUTUP :
Pesan Firman
Tuhan hari ini mengarahkan kepada 2 (dua) hal utama:
- Pertama, Allah membenci semua bentuk ketidak pedulian manusia akan tugas dan tanggung-jawab membaikkan kehidupan di keluarga besar (gereja denominasi). Dan di sekitarnya (masyarakat umum).
- Kedua, Allah menginginkan agar orang percaya jangan sampai memungkiri hakekatnya dan dimurkai Tuhan, dengan tetap memperkaya diri tanpa peduli orang miskin di sekitarnya.
aslkm pak saya mencari dermawan yg peduli orang miskin kalap ada tolong saya dong saya klilit hutang ratusan juta lebih status saya hidup pas-pasan usaha pertanian bangrut saya punya anak perlu biaya pak
BalasHapus