Selasa, 08 Oktober 2013

Kepedulian Terhadap Yang Miskin

Nats : 
  • Amsal 14:31, Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.
  •  Amsal 19:4, Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya.
  •  Amsal 28:27, Jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri, tetapi jika mereka binasa, bertambahlah jumlah orang benar.
Pendahuluan :
Orang percaya yang mengasihi Allah sudah semestinya bertambah kepedulinya terhadap mereka yang miskin.  Sebab  Allah menciptakan manusia sosial, bukan hanya untuk  peka terhadap terhadap orang miskin tetapi untuk berbagi kasih.  Dengan melakukan tanggung jawab “diakonia kualitatif”: menolong yang terjepit. 
Allah adalah kasih, Allah dikenal karena kasih, dan orang Kristen  membuktikan percayanya dengan mangasihi.   Orang percaya yang tidak peduli, menghina dan meninggalkan orang miskin telah memungkiri hakekatnya.  Orang yang percaya lalu berbagi kasih kepada yang miskin, telah memuliakan Allah dan menjalani kehidupannya dengan benar. 

A.    Allah Menciptakan Manusia Bukan Untuk Miskin Dan Tersesat,
Amsal 14:31, “Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.”
Tuhan pada bagian ini tertarik kepada pribadi yang setiap saat berfikir memberikan perhatian, semangat, dan kebutuhan kepada yang miskin.
Allah memelihara dan tetap setia kepada orang yang miskin tidak berdaya.  Allah dapat saja memelihara secara langsung dan Allah memelihara orang lemah melalui orang yang lebih mampu menolongnya.
Ayub  31:15 “Bukankah Ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat orang itu juga? Bukankah satu juga yang membentuk kami dalam rahim?”
Bagi Allah Tidak ada perbedaan antara orang kaya ataupun orang miskin dan Allah tetap memelihara hidup orang miskin yang karena bencana, korban perang atau keadaan yang memang miskin.  Sehingga manusia yang satu ciptaan Tuhan, dengan kepekaan sosialnya membantu yang kurang beruntung. Maka Tuhan memerintahakan umatnya yang mampu untuk memberikan bantuan kepada yang lapar.  Dan Tuhan akan memberikan upah kepada yang mengulurkan tangan kepada yang miskin. Dengan demikian yang memilih menghina orang miskin telah menghina siapa penciptanya.
  
B.    Kekayaan Memberikan Banyak Kesempatan, Amsal 19:4, 7,
Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya.
Orang miskin dibenci oleh semua saudaranya, apalagi sahabat-sahabatnya, mereka menjauhi dia. Ia mengejar mereka, memanggil mereka tetapi mereka tidak ada lagi.
Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya. Banyak orang berpendapat dan  melihat kemana kekuatan manusia  yang cinta akan uang, sebab mereka yang memiliki banyak uang,  makin banyak orang mencintainya, sebenarnya kemanakah semestinya manusia harus melayani?  Apakah manusia yang memiliki uang bebas menggunakan sekehendak hatinya? Sehingga mereka tidak mau menolong dengan bergantian untuk melayani.
Orang yang banyak kekayaannya dapat berkesempatan menjamu atau mengelola persahabatannya.  Tetapi yang miskin tidak dapat menolong dirinya.  Bila ingin menjamu sahabatnya, tidak ada yang untuk menjamunya.  Sehingga kebanyakan sahabatnya meninggalkannya. Penderitaan orang miskin diperparah oleh sikap sesamanya yang meninggalkannya.
Banyak orang selalu melihat manusia cinta pada satu pribadi yang memiliki kekayaan saja.  Dalam hatinya berkata: “Dia itu siapa, apakah dia orang yang memiliki kesempatan kaya, sehingga haruskankah aku  memberikan rasa hormat kepadanya?
Jikalau seseorang dalam keadaan tidak berpengharapan terhadap kekayaan dan dalam keadaan miskin, apakah untungnya memberi hormat kepada orang miskin?  Orang yang tidak punya masa depan dan tidak memberi keuntungan, hanya untuk dijauhi.  Sebab banyak orang terus-menerus mengejar pada yang dipandang menguntungkannya.
Amsal 19: 6- 7, “Banyak orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan si pemberi._ Orang miskin dibenci oleh semua saudaranya, apalagi sahabat-sahabatnya, mereka menjauhi dia. Ia mengejar mereka, memanggil mereka tetapi mereka tidak ada lagi”.

Ada dua versi komentar pada bagian paparan ini :
  1.  Apa yang dapat diberikan atau bagian dermawan bila dibandingkan dengan apa yang dapat diterima orang miskin. Ada suatu kekuatan atau kuasa kepada tangan yang memberi seperti pangeran yang melindungi rakyatnya.   Suatu  tampilan yang baik memandu pilihan untuk menjadikan sahabat, dengan pemikiran kebahagiaan akan menerima pemberian ketika dekat dengan dermawan seperti dekat dengan sang pangeran yang baik dan peduli rakyatnya.  Pangeran bersempatan mendapat penghargaan karena  peduli kepada bawahan yang dalam tanggung-jawabnya.  Dan setiap manusia adalah teman ketika memberi dan menerima.  Lukas. 22:25.  Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
  2. Bagaimana kepada mereka yang miskin dan mengalami ketidak berdayaan ekonomi? Manusia boleh saja mempertanyakan kepada pengadilan tinggi kerajaan, jika dirinya di injak hidupnya hanya karena miskin. Dan manusia tidak di ijinkan menindas orang yang karena kemiskinannya. Manusia  manapun tentu tidak boleh memijak atau menginjak atas orang miskin.  Ini juga diatur dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara maupun kerajaan.
C.    Suatu Janji Kepada Orang Yang Murah Hatinya.
Amsal 28:27, Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki.
Ia tidak akan pernah berkekurangan. _ Suatu “Perhatian” kepada setiap yang mau berbagi terhadap orang kecil yang tidak berdaya.  Dan suatu “bahaya” yang mengancam bila seseorang tidak peduli kepada orang yang tidak berdaya, kondisi bahaya tersebut selalu ada di hadapan matanya. Karena meraka yang tidak peduli akan mengalami kekurangan. 
Suatu sejarah yang telah dinyatakan dalam diri Elia yang peduli dan memperhatikan Elia adalah seorang janda Sarfat dan merupakan suatu perhatian janda Sarfat kepada hamba Tuhan yang berkekurangan makanan di hadapan janda sarfat. 
Adalah “ancaman” bilamana: saat dengan sengaja ketika berpura-pura untuk tidak melihat (peduli), maka sesungguhnya ia tidak melihat tujuan Allah kepada orang miskin. Orang yang demikian telah memilih akibat dari perbuatan hati yang tidak peduli, yaitu terkutuk. 
Akibat ketidak pedulian menyebabkan bahwa ia telah memungkikiri hakekat manusia yang sesungguhnya yang telah diciptakan Allah sebagai makluk social untuk memiliki “kepekaan”. Suatu kondisi manusia dalam pikiran dan rencana Allah adalah berfungsi bagi sesama dengan terus berdoa (memiliki hubungan pribadi) dengan Allah yang terus prihatin dan berusaha menjawab dengan perhatian, dorongan dan bantuan bagi (sesama) yang miskin.

Implikasi :
Tuhan selalu peduli kepada orang yang lemah, miskin dan kurang beruntung dalam dunia ini.  Untuk itu Tuhan kembali memerintahkan umat-Nya agar mampu mengalahkan egoisnya untuk memperhatikan, menggumuli dan menjawab persolan kemiskinan. 
Gereja salah satu tugasnya adalah diakonia.  Diakonia yang berfungsi sebagai upaya mewujudkan kasih yang menyelenggarakan keseimbangan.  Supaya yang ditolong dapat berdaya agar dapat menolong yang kurang beruntung.  Diakonia yang bersifat estafet.  Dan menjadikan komunitas kerajaan Allah, dimana kasih dikedepankan.

PENUTUP :
Pesan Firman Tuhan hari ini mengarahkan kepada 2 (dua) hal utama:
  1.  Pertama, Allah membenci semua bentuk ketidak pedulian manusia akan tugas dan tanggung-jawab membaikkan kehidupan di keluarga besar (gereja denominasi). Dan di sekitarnya (masyarakat umum).
  2.  Kedua, Allah menginginkan agar orang percaya jangan sampai memungkiri hakekatnya dan dimurkai Tuhan, dengan tetap memperkaya diri tanpa peduli orang miskin di sekitarnya.


1 komentar:

  1. aslkm pak saya mencari dermawan yg peduli orang miskin kalap ada tolong saya dong saya klilit hutang ratusan juta lebih status saya hidup pas-pasan usaha pertanian bangrut saya punya anak perlu biaya pak

    BalasHapus