"Mereka menggusarkan Dia dekat air 
Meriba sehingga Musa kena celaka karena mereka; sebab mereka memahitkan 
hatinya sehingga ia teledor dengan kata-katanya." (Mazmur 106:32-33)
Salah
 satu kisah tragis yang dicatat di Alkitab adalah kisah kegagalan Musa 
masuk ke tanah yang dijanjikan Tuhan. Di padang gurun Meriba, orang 
Israel mengeluhkan ketidakadaan air, dan Tuhan memerintahkan Musa untuk 
berkata-kata kepada bukit batu untuk mengeluarkan air. Musa tidak 
menaati Tuhan; bukannya berkata-kata, ia malah memukul bukit batu itu 
dua kali. Tuhan marah dan berkata kepada Musa, "Karena kamu tidak 
percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang
 Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke 
negeri yang akan Kuberikan kepada mereka." (Bilangan 20:2-13) Musa gagal
 sebab ia teledor dengan mulutnya. Dan sayangnya, ada begitu banyak 
orang yang gagal oleh karena perkataannya. Yakobus 3:2-12, memberi kita 
panduan tentang menjaga lidah sebagaimana dapat kita lihat berikut ini.
1.
 Banyak kesalahan dibuat oleh lidah. Dengan kata lain, salah satu 
pergumulan terbesar dalam hidup adalah pergumulan mengekang lidah. 
Kesalahan terbesar bukanlah pada dosa tidak mengatakan, melainkan pada 
mengatakan yang tidak seharusnya dikatakan. Orang yang dapat 
mengendalikan lidah, diumpamakan seperti kekang pada mulut kuda dan 
kemudi pada kapal yang berlayar di tengah angin keras. Singkat kata, 
pergumulan menguasai lidah diumpamakan seperti pergumulan menguasai kuda
 dan menerjang badai di lautan. Sungguh suatu pergumulan yang besar!
2.
 Jika demikian, dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya terlebih mudah 
menuruti kemauan lidah daripada menolaknya. Jika perjuangannya begitu 
besar, sudah tentu menyerah akan jauh lebih mudah.
3. Akibat dari
 penggunaan lidah yang tak terkekang adalah dahsyat, sehingga dilukiskan
 seperti kebakaran hutan yang besar dan racun yang mematikan. Perkataan 
yang tak bertanggung jawab dapat menimbulkan kerusakan yang besar. 
Banyak relasi rusak akibat lidah, banyak kepercayaan hilang oleh lidah, 
banyak respek yang pudar juga oleh karena lidah.
4. Pada akhirnya
 kita harus mengakui bahwa kita lebih sering gagal menguasai lidah, 
ibarat binatang buas yang tak dapat dijinakkan sepenuhnya. Lebih sering 
kita menyesali kegagalan kita, namun sekali perkataan keluar, kita tidak
 dapat menariknya kembali.
5. Yang terpenting adalah kita harus 
membersihkan hati, sehingga dari dalamnya akan keluar air yang bersih. 
Dengan kata lain, pengekangan lidah diawali dengan pembersihan hati. 
Jika kita penuh kemarahan, maka kemarahanlah yang akan keluar dari 
mulut; jika kita penuh kepahitan, maka kepahitan yang akan keluar dari 
mulut. Sebaliknya, bila hati dipenuhi kasih Tuhan, maka kasihlah yang 
akan keluar dari mulut. Jika hati penuh iman percaya kepada Tuhan, maka 
pengharapan dan keyakinanlah yang akan keluar dari mulut.
Langkah Praktis Mengekang Lidah
a.
 Sebelum berkata-kata, pastikanlah kebenarannya terlebih dahulu. Jangan 
sampai kita menyebarkan gosip yang dapat menghancurkan hidup orang.
b. Sebelum berkata-kata, pikirkanlah dampaknya terlebih dahulu dan bertanyalah apakah kita siap menanggungnya.
c.
 Sebelum mengatakan sesuatu yang mengandung emosi, tahanlah dan 
menyingkirlah. Tenangkan hati sampai gejolak reda, baru kemudian timbang
 lagi apakah memang perlu kita mengatakannya.
d. Terakhir, 
sebelum berkata-kata, ujilah terlebih dahulu apakah ada dosa di 
dalamnya. Jika ada, berhentilah, jangan meneruskannya.
"Barang 
siapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang 
dapat mengendalikan seluruh tubuhnya." ( Yakobus 3:2)
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar