Nats: Mazmur 133:1-3
133:1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!133:2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
133:3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Catatan: Perihal hidup rukun; suatu kesepakatan; asas; dasar; sendi: semuanya terlaksana dengan baik, tidak suatu pun yang menyimpang dari pakemnya; menjadikan rukun; mendamaikan; menjadikan bersatu hati.
Semua orang merindukan suasana
rukun dan damai dalam kehidupan. Pertengkaran, konflik apalagi perang membuat
hati kita semua orang gundah dan susah. Namun dalam prakteknya suasana rukun
dan damai atau harmoni tidak selalu mudah terjadi di tengah-tengah kehidupan
nyata.
Ada saja dan banyak masalah yang
membuat seorang tidak bisa rukun dengan saudara atau tetangganya atau bahkan
dengan pasangan hidupnya sendiri, atau orangtua/anak kandungnya sendiri. Ada
pula yang mengatakan berhubung konflik adalah keniscayaan atau tak terhindarkan
maka sebaiknya dikelola atau dikendalikan saja. Namun baiklah diingat dalam
konflik keluarga apalagi perang saudara biasanya tidak pernah ada yang menang
alias semua kalah. Apalagi jika pihak-pihak yang berkonflik putus asa dan
lantas menerapkan politik bumi hangus.
1. Bagaimanakah
kerukunan yang dimaksudkan Alkitab?
Kerukunan
dengan saudara adalah dampak kerukunan dengan Tuhan. Alkitab menyatakan bahwa
pendamaian kita dengan Allah-lah yang memberi kita kesempatan berdamai dengan
sesama.
a. Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat
di Efesus: (Efesus 2:13-14).
2:13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu
"jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua
pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
b. Yesus mengatakan dengan nada
sebaliknya: Allah menjadikan perdamaian dengan sesama sebagai syarat untuk
mendekati Dia. MATIUS 5:24 tinggalkanlah
persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan
saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Intinya adalah:
Kerukunan dengan
saudara tidak bisa dipisahkan dari kerukunan dengan Allah.
Sebaliknya
Yesus juga mengatakan: Matius 5:9 Berbahagialah orang yang
membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Dan Rasul
Paulus mengatakan: Roma 12:8 jika karunia untuk
menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu,
hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan,
hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan,
hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
Artinya: dalam
memperjuangkan segala yang baik dan benar sekali pun kita tetap harus dalam
kerangka perdamaian. Bahasa sederhana: kebenaran tidak bisa diwujudkan dengan
kebencian dan dendam!
2. Beberapa
Perspektif Yang Berdampak Pada Kerukunan
a.
Kerukunan
adalah dampak hukum yang berkeadilan.
Amsal 29:18, Bila tidak ada
wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.
Adil = sama berat; tidak berat
sebelah; tidak memihak suatu perbuatan, dan atau perlakuan,
Amsal 20:23 Dua macam batu
timbangan adalah kekejian bagi TUHAN, dan neraca serong itu tidak baik.
Pepatah terkenal mengatakan: no
justice no peace. Tak ada keadilan maka tak ada juga damai. Hal itu
dengan mudah kita saksikan dalam kehidupan keluarga. Jika orang tua bersikap
tidak adil maka anak-anak akan bertengkar sesamanya.
Jika pemerintah
bersikap tidak adil maka kelompok-kelompok dalam masyarakat akan saling membenci
satu sama lain. Sebab itu untuk mewujudkan kerukunan atau harmoni sejati dalam
masyarakat kita maka kita harus sungguh-sungguh menegakkan hukum dan keadilan.
Tak ada satu
orang pun termasuk pemimpin yang boleh bertindak sekehendak hatinya dan menempatkan
dirinya lebih tinggi kedudukannya daripada hukum. Sumber-sumber kehidupan harus
didistribusikan secara merata. Setiap orang harus dijamin mendapatkan apa yang
menjadi haknya dan kebutuhannya serta imbalan atas kerja keras serta
prestasinya.
b. Kerukunan
adalah buah saling penerimaan.
Amsal 10:12, Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi
kasih menutupi segala pelanggaran.
Pada akhirnya
kita diingatkan bahwa kerukunan atau harmoni dalam kehidupan tidak pernah
terjadi dengan sendirinya atau otomatis melainkan harus diusahakan secara
sengaja dan serius.
Yaitu dengan
sikap saling menerima dan saling menghormati dalam keunikan dan kepribadian
masing-masing. Bagaimana kita bisa saling menerima walaupun berbeda-beda?
Jawabnya:
memiliki visi dan tujuan yang sama yaitu kemuliaan Allah, dan pengalaman
bersama dengan Allah. Dan memiliki musuh bersama: dosa, kehancuran dan
kematian.
3.
Kewajiban
Orang Kristen (Roma 12:9-21)
Nasehat Untuk Hidup Dalam Kasih
12:9 Hendaklah kasih itu jangan
pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
12:10 Hendaklah kamu saling
mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
12:11 Janganlah hendaknya
kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan,
sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
12:13 Bantulah dalam kekurangan
orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
12:14 Berkatilah siapa yang
menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
12:15 Bersukacitalah dengan orang
yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
12:16 Hendaklah kamu sehati
sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang
tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Janganlah menganggap dirimu pandai!
12:17 Janganlah membalas
kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal
itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
12:19 Saudara-saudaraku yang
kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat
kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah
yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
12:20 Tetapi, jika seterumu
lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat
demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
12:21 Janganlah kamu kalah
terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
Dalam surat
Roma pasal 1-11 Paulus banyak sekali membicarakan masalah-masalah dogmatika,
dalam pasal 12 Paulus mengajak jemaat di Roma untuk mempraktekan ajaran-ajaran
yang sudah didapat.
Paulus memberikan
perintah-perintah yang bersifat dengan ajakan dengan harapan bahwa mereka mulai
mencoba untuk hidup bersama dengan orang-orang lain dengan menerapkan
kebenaran-kebenaran Firman Tuhan.
Sepintas keadaan di kota Roma
memang sepertinya tidak mendukung keberadaan orang-orang percaya Tuhan yesus,
bahkan ada indikasi bahwa banyak orang kristen yang diperlakukan dengan tidak
baik dan tidak adil (ay 12-15, 17-21). Dalam keadaan yang sulit bagi orang kristen ini maka paulus
menasehati, supaya mereka bertahan dalam iman yang benar dan mereka justru
harus tetap mempraktekan kasih itu. Karena bagi Paulus kasih itu bukan sekedar
perkataan saja, namun tindakan kasih itu
jauh lebih penting.
Ada dua hal yang diperjuangkan Paulus
dalam pasal 12:9-21,
- Berkenaan dengan kehidupan bersama didalam jemaat: Paulus mengharapkan jemaat saling mengasihi, memberi hormat, membantu orang lain yang kekurangan, memberikan tumpangan, sehati sepikir, bertekun dalam doa dan tetap melayani Tuhan.
- Berkenaan dengan hidup dengan masyarakat atau orang luar: Paulus menasehatkan untuk bersabar dalam kesesakan, minta berkat untuk oprang-orang yang menganiaya, tidak membalas kejahatan, mengasihi seterunya dengan tindakan nyata.
Paulus melihat
bahwa akan ada orang-orang yang tidak suka dengan orang kristen, bagi Paulus :
a. Yang pertama harus dilakukan orang percaya adalah
hidupnya berkenan dulu kepada Tuhan, biarkan Tuhan terlebih dahulu mengubah
hidupnya,
b. Kemudian Paulus mengharapkan agar cara hidup orang
kristen menjadi berkat bagi orang lain, dengan cara jangan membalas kejahatan
mereka dengan melakukan kejahatan pula. Paulus mendorong jemaatnya untuk
melawan kejahatan mereka dengan cara yang berbeda yaitu melakukan kebaikan bagi
mereka.
Paulus menginginkan bahwa setiap
orang percaya mempunyai inisiatif aktif untuk terwujudnya perdamaian, apalagi
kalau hal itu bergantung pada kita sebagai orang kristen. Maka melakukan hal
yang baik bagi semua orang merupakan ciri hidup bagi orang yang percaya kepada
Tuhan Yesus.
Membicarakan kasih itu hal yang biasa, namun
melakukan perbuatan kasih itu hal yang luar biasa._ (brother dave)_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar