Salah satu tugas orang tua adalah
memampukan anak-anaknya untuk menilai diri mereka sendiri, seperti
halnya Tuhan menilai mereka. Sarana utama untuk mencapainya adalah
melalui pesan yang membangun, baik dengan perkataan, sikap, maupun
perbuatan. Jika Anda mengisi kehidupan mereka dengan pesan-pesan yang
positif tentang arti hidup mereka bagi Anda dan bagi Tuhan, mereka akan
mengembangkan disiplin dan harga diri, dan menjadi orang dewasa yang
mandiri serta bertanggung jawab. Sayangnya, ada orang tua yang
menyampaikan pesan yang tidak membangun kepada anak-anak mereka,
sehingga memengaruhi cara anak menilai diri sendiri secara negatif dan
menganggap seperti itulah Tuhan menilai. Pesan seperti ini adalah pesan
yang merusak.
Pesan yang Meremehkan Tidak Dapat Ditoleransi
Pesan
meremehkan yang ditujukan kepada seseorang, bisa mengurangi nilai
sebenarnya dari orang tersebut. Apabila Anda menyampaikan perkataan yang
meremehkan kepada anak-anak Anda, Anda tidak membangun harga diri
mereka. Apa yang Anda sampaikan, dapat mengakibatkan mereka meragukan
arti hidupnya bagi Anda dan bagi Tuhan.
Pada dasarnya, pesan yang meremehkan merupakan bentuk penyangkalan terhadap salah satu atau lebih dari hal-hal berikut:
1.
Pesan yang meremehkan biasanya menyangkali keberadaan anak atau
menyangkali sesuatu yang dia nilai atau takuti. Apabila Anda mengacuhkan
anak Anda, itu berarti Anda menyampaikan pesan yang menyangkali
keberadaannya. Apabila anak Anda mengatakan bahwa dia takut sendirian
berada di kamar tidurnya yang gelap pada malam hari, dan Anda berkata,
"Tidak ada yang perlu ditakuti", artinya Anda menyangkali adanya masalah
yang sangat nyata baginya.
2. Pesan yang meremehkan menyangkali
beratnya suatu masalah atau pentingnya suatu peristiwa dalam kehidupan
seorang anak. Misalnya, anak laki-laki Anda tertekan dalam menyelesaikan
tugas ilmiah dari sekolahnya, kemudian Anda berkata, "Itu bukan masalah
yang besar", maka Anda menyangkali beratnya masalah dan pentingnya
tugas yang dia hadapi.
3. Pesan yang meremehkan menyangkali bahwa
masalah yang dihadapi anak dapat diselesaikan. Anda meremehkan anak
Anda ketika Anda membuat pernyataan, "Lupakan saja, Johny, engkau tidak
dapat berbuat apa-apa."
4. Pesan yang meremehkan menyangkali
kemampuan anak untuk berhasil dalam bidang tertentu. Misalnya, Anda
berkata kepada anak Anda, "Engkau tidak akan terpilih menjadi anggota
tim sepak bola."
Ketika Anda menyangkal anak Anda dalam salah
satu di antara keempat hal di atas, itu berarti Anda menyampaikan pesan
yang meremehkan, yang menghambat perkembangan anak Anda untuk dapat
menjadi dewasa dan mandiri.
Pesan yang Meremehkan Selama Waktu Krisis
Orang
tua sering merasa bersalah karena menyampaikan pesan yang meremehkan
pada waktu anak menghadapi krisis dalam kehidupannya. Salah satu hadiah
yang sangat berharga yang dapat kita berikan kepada anak-anak kita
adalah kemampuan untuk dapat menghadapi kehilangan. Kesedihan adalah
bagian dari kehidupan. Tetapi, sering kali pengalaman krisis seorang
anak lebih ringan dibandingkan krisis orang dewasa. Jadi, kita cenderung
untuk menyampaikan pesan yang menyangkalinya, dan bukannya pesan yang
membangun anak untuk menjalani pengalaman itu. Dengan demikian, kita
meremehkan anak dan menghambat pertumbuhannya.
Saat anjing anak
Anda mati, jangan berkata kepadanya, "Itu hanya seekor anjing dan ada
banyak anjing yang seperti itu. Minggu depan kita akan membeli seekor
anjing yang lebih baik." Selama waktu krisisnya, anak Anda sangat
memerlukan dukungan dari Anda untuk dapat memahami kesedihannya,
keseriusan masalah yang dihadapinya, dan menegaskan kemampuannya untuk
mengatasinya. Anda seharusnya berkata, "Saya tahu bahwa engkau sedih
karena anjing itu sangat berarti bagimu. Saya dapat melihat kesedihan
itu di matamu. Saya juga sedih. Kita berdua akan merasa kehilangan."
Pesan ini adalah pesan yang membangun.
Meremehkan dan Menertawakan
Cara
lain yang dilakukan orang tua di dalam menyampaikan pesan yang
meremehkan kepada anak-anak adalah dengan menertawakan. Tertawa dengan
seorang anak adalah sehat. Tetapi menertawakan kepedihan, kegagalan,
atau sesuatu yang memalukan anak Anda, berarti meremehkan dia. Ini
adalah bentuk perlakuan kasar melalui perkataan. Dalam keluarga sering
kali terjadi hal-hal yang lucu. Tetapi jika sumbernya adalah kemalangan
anak Anda, maka Anda harus menunggu sampai anak Anda tertawa, meskipun
untuk itu Anda harus menahan tawa atau meninggalkan ruangan untuk
mengendalikan diri Anda.
Berbagai Bentuk Pesan yang Meremehkan
Ada
banyak bentuk pesan yang meremehkan. Celakanya, setiap pesan yang
meremehkan tersebut bisa membutakan anak dari kebenaran tentang arti
hidupnya bagi Tuhan, dan menghalangi perkembangan harga dirinya.
Beberapa bentuk pesan yang meremehkan adalah sebagai berikut:
a.
Penganiayaan. Penganiayaan bisa dilakukan secara fisik, emosi, seksual,
dan perkataan. Banyak orang tua, tanpa sadar telah menganiaya
anak-anaknya melalui perkataan. Penganiayaan melalui perkataan sama-sama
meremehkan, seperti halnya bentuk penganiayaan fisik.
b.
Mengabaikan. Tidak memberikan perhatian secara fisik, emosi, atau dengan
perkataan adalah suatu bentuk penganiayaan secara pasif. Pengabaian
menyebabkan anak merasa disisihkan.
c. Kasih yang bersyarat.
Pesan dari kasih yang bersyarat merupakan ancaman secara tidak langsung
dan juga terang-terangan, berdasarkan kebutuhan atau harapan yang
dimiliki orang tua dan bukan berdasarkan kebutuhan anak.
d.
Memanjakan. Tindakan orang tua yang memanjakan adalah bentuk kasih yang
berlebihan, dan bisa menjadi kebiasaan buruk bagi anak. Memanjakan anak
sama dengan meremehkan, karena menyebabkan anak bergantung pada orang
tuanya dan menghambat kemampuannya untuk berpikir bagi dirinya.
Memanjakan anak juga berarti mengaburkan arti tanggung jawabnya secara
pribadi.
Mengorbankan Anak dengan Pesan yang Meremehkan
Kita
banyak mendengar tentang pengorbanan. Anak-anak yang tumbuh dengan
menerima pesan yang meremehkan akan menderita, karena mereka terbiasa
menjadi korban kesalahan. Mereka belajar untuk mengatasi pesan yang
mengecam, menyisihkan, meremehkan, yang mereka terima dengan menyalahkan
diri sendiri. Sebelum menginjak masa remaja dan dewasa, mereka mungkin
bebas dari pesan orang tua mereka yang meremehkan. Tetapi, pada saat
itu, mereka sudah terbiasa mengendalikan diri sendiri. Mereka membuat
pernyataan yang mengecam, menyangkal, dan menyalahkan diri sendiri.
Terkadang
tanpa sadar, orang tua perlahan-lahan telah menyebabkan anak-anak
menjadi korban kesalahan, melalui pesan yang meremehkan yang mereka
sampaikan. Kita tidak dapat menduga betapa kuatnya pengaruh perkataan,
nada suara, dan perbuatan kita kepada anak-anak kita.
Seorang
anak yang bertumbuh dengan pesan-pesan negatif, akan terbiasa
menyalahkan dirinya atas keadaan-keadaan yang sebenarnya bukan menjadi
tanggung jawabnya. Dia tidak akan menjadi orang yang dewasa, mandiri,
percaya diri. Sebaliknya, kehidupannya akan ditandai dengan kebiasaan
menyalahkan diri sendiri, menghukum diri sendiri, gelisah, dan merasa
menjadi korban.
Memutuskan Siklus yang Meremehkan
Jika
Anda terbiasa menyampaikan pesan yang meremehkan kepada anak-anak Anda,
kemungkinan besar Anda menerima pesan itu dari orang tua Anda ketika
Anda masih anak-anak. Sampai batas tertentu, Anda terbiasa menjadi
korban kesalahan dan mengambil sikap meremehkan diri sendiri. Karena
sikap yang meremehkan berlaku pada orang tua Anda, dan sekarang berlaku
pada Anda, Anda sekarang menyampaikannya kepada anak-anak Anda yang
terbiasa menjadi korban seperti Anda. Meremehkan dalam keluarga adalah
siklus yang merugikan. Untuk menghentikan aliran pesan yang meremehkan
dari Anda kepada anak-anak Anda, Anda harus memutuskan siklus itu dengan
mengatasi sikap Anda yang meremehkan.
Langkah pertama untuk
memutuskan siklus ini adalah dengan mengenali pola pikir Anda yang
meremehkan. Kecenderungan meremehkan sering kali begitu berakar,
sehingga kecenderungan ini merupakan suatu tanggapan yang spontan.
Membawanya ke permukaan akan menuntut Anda untuk bekerja dan berusaha,
tetapi hasilnya setara dengan usaha Anda. Sadarilah bahwa Anda
melakukannya bukan untuk memperbesar rasa bersalah atau bersikap terlalu
keras pada diri sendiri. Anda hanya sedang berusaha untuk mengenali
seberapa jauhkah kelakuan Anda didorong oleh kelakuan yang meremehkan.
Salah
satu cara untuk menentukan apakah meremehkan merupakan bagian dari
kehidupan Anda adalah dengan menelusuri tanggapan Anda atas
masalah-masalah. Bertanyalah pada diri Anda sendiri: Apakah saya
mengabaikan masalah yang benar-benar ada? Apakah saya beranggapan bahwa
tidak ada penyelesaian untuk masalah itu? dll..
Kabar baiknya
adalah Anda bisa berubah. Anda dapat memutuskan siklus meremehkan yang
ada di dalam keluarga Anda. Anda harus menyelidiki sikap dan tanggapan
Anda. Setelah Anda mengenali polanya, Anda bebas memilih cara pendekatan
atau penyelesaian yang membangun. Apa yang Anda pelajari tentang diri
Anda, akan membantu Anda mengubah tanggapan Anda yang meremehkan
terhadap anak-anak Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar