Senin, 20 Februari 2012

Kerukunan (Cinta Satu Sama Lain)

Nats: Mazmur 133:1-3
133:1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
133:2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
133:3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.



Catatan: Perihal hidup rukun; suatu kesepakatan; asas; dasar; sendi: semuanya terlaksana dengan baik, tidak suatu pun yang menyimpang dari pakemnya; menjadikan rukun; mendamaikan; menjadikan bersatu hati.

Semua orang merindukan suasana rukun dan damai dalam kehidupan. Pertengkaran, konflik apalagi perang membuat hati kita semua orang gundah dan susah. Namun dalam prakteknya suasana rukun dan damai atau harmoni tidak selalu mudah terjadi di tengah-tengah kehidupan nyata.

Ada saja dan banyak masalah yang membuat seorang tidak bisa rukun dengan saudara atau tetangganya atau bahkan dengan pasangan hidupnya sendiri, atau orangtua/anak kandungnya sendiri. Ada pula yang mengatakan berhubung konflik adalah keniscayaan atau tak terhindarkan maka sebaiknya dikelola atau dikendalikan saja. Namun baiklah diingat dalam konflik keluarga apalagi perang saudara biasanya tidak pernah ada yang menang alias semua kalah. Apalagi jika pihak-pihak yang berkonflik putus asa dan lantas menerapkan politik bumi hangus.

1.   Bagaimanakah kerukunan yang dimaksudkan Alkitab?
Kerukunan dengan saudara adalah dampak kerukunan dengan Tuhan. Alkitab menyatakan bahwa pendamaian kita dengan Allah-lah yang memberi kita kesempatan berdamai dengan sesama.

a.   Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di Efesus: (Efesus 2:13-14).
2:13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,

b. Yesus mengatakan dengan nada sebaliknya: Allah menjadikan perdamaian dengan sesama sebagai syarat untuk mendekati Dia. MATIUS 5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

Intinya adalah: Kerukunan dengan saudara tidak bisa dipisahkan dari kerukunan dengan Allah.

Sebaliknya Yesus juga mengatakan: Matius 5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.  

Dan Rasul Paulus mengatakan: Roma 12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Artinya: dalam memperjuangkan segala yang baik dan benar sekali pun kita tetap harus dalam kerangka perdamaian. Bahasa sederhana: kebenaran tidak bisa diwujudkan dengan kebencian dan dendam!

2.   Beberapa Perspektif  Yang Berdampak Pada Kerukunan
a.   Kerukunan adalah dampak hukum yang berkeadilan.
Amsal 29:18, Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.

Adil = sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak suatu perbuatan, dan atau perlakuan,
Amsal 20:23 Dua macam batu timbangan adalah kekejian bagi TUHAN, dan neraca serong itu tidak baik.
Pepatah terkenal mengatakan: no justice no peace. Tak ada keadilan maka tak ada juga damai. Hal itu dengan mudah kita saksikan dalam kehidupan keluarga. Jika orang tua bersikap tidak adil maka anak-anak akan bertengkar sesamanya.
Jika pemerintah bersikap tidak adil maka kelompok-kelompok dalam masyarakat akan saling membenci satu sama lain. Sebab itu untuk mewujudkan kerukunan atau harmoni sejati dalam masyarakat kita maka kita harus sungguh-sungguh menegakkan hukum dan keadilan.
Tak ada satu orang pun termasuk pemimpin yang boleh bertindak sekehendak hatinya dan menempatkan dirinya lebih tinggi kedudukannya daripada hukum. Sumber-sumber kehidupan harus didistribusikan secara merata. Setiap orang harus dijamin mendapatkan apa yang menjadi haknya dan kebutuhannya serta imbalan atas kerja keras serta prestasinya.

b.   Kerukunan adalah buah saling penerimaan.
Amsal 10:12, Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.
Pada akhirnya kita diingatkan bahwa kerukunan atau harmoni dalam kehidupan tidak pernah terjadi dengan sendirinya atau otomatis melainkan harus diusahakan secara sengaja dan serius.
Yaitu dengan sikap saling menerima dan saling menghormati dalam keunikan dan kepribadian masing-masing. Bagaimana kita bisa saling menerima walaupun berbeda-beda?
Jawabnya: memiliki visi dan tujuan yang sama yaitu kemuliaan Allah, dan pengalaman bersama dengan Allah. Dan memiliki musuh bersama: dosa, kehancuran dan kematian.

3.   Kewajiban Orang Kristen (Roma 12:9-21)
Nasehat Untuk Hidup Dalam Kasih
12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
12:15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
12:17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
12:19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
12:20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!

Dalam surat Roma pasal 1-11 Paulus banyak sekali membicarakan masalah-masalah dogmatika, dalam pasal 12 Paulus mengajak jemaat di Roma untuk mempraktekan ajaran-ajaran yang sudah didapat.
Paulus memberikan perintah-perintah yang bersifat dengan ajakan dengan harapan bahwa mereka mulai mencoba untuk hidup bersama dengan orang-orang lain dengan menerapkan kebenaran-kebenaran Firman Tuhan.
Sepintas keadaan di kota Roma memang sepertinya tidak mendukung keberadaan orang-orang percaya Tuhan yesus, bahkan ada indikasi bahwa banyak orang kristen yang diperlakukan dengan tidak baik dan tidak adil (ay 12-15, 17-21). Dalam keadaan  yang sulit bagi orang kristen ini maka paulus menasehati, supaya mereka bertahan dalam iman yang benar dan mereka justru harus tetap mempraktekan kasih itu. Karena bagi Paulus kasih itu bukan sekedar perkataan saja, namun  tindakan kasih itu jauh lebih penting.

Ada dua hal yang diperjuangkan Paulus dalam pasal 12:9-21,
  1. Berkenaan dengan kehidupan bersama didalam jemaat: Paulus mengharapkan jemaat saling mengasihi, memberi hormat, membantu orang lain yang kekurangan, memberikan tumpangan, sehati sepikir, bertekun dalam doa dan tetap melayani Tuhan.
  1. Berkenaan dengan hidup dengan masyarakat atau orang luar: Paulus menasehatkan untuk bersabar dalam kesesakan, minta berkat untuk oprang-orang yang menganiaya, tidak membalas kejahatan, mengasihi seterunya dengan tindakan nyata.

Paulus melihat bahwa akan ada orang-orang yang tidak suka dengan orang kristen, bagi Paulus :
a.  Yang pertama harus dilakukan orang percaya adalah hidupnya berkenan dulu kepada Tuhan, biarkan Tuhan terlebih dahulu mengubah hidupnya,
b.  Kemudian Paulus mengharapkan agar cara hidup orang kristen menjadi berkat bagi orang lain, dengan cara jangan membalas kejahatan mereka dengan melakukan kejahatan pula. Paulus mendorong jemaatnya untuk melawan kejahatan mereka dengan cara yang berbeda yaitu melakukan kebaikan bagi mereka.

Paulus menginginkan bahwa setiap orang percaya mempunyai inisiatif aktif untuk terwujudnya perdamaian, apalagi kalau hal itu bergantung pada kita sebagai orang kristen. Maka melakukan hal yang baik bagi semua orang merupakan ciri hidup bagi orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.

Membicarakan kasih itu hal yang biasa, namun melakukan perbuatan kasih itu hal yang luar biasa._ (brother dave)_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar